Midwifery_BIdadari iDAmaN: Caput Succadeneum

Rabu, 08 Mei 2013

0

Caput Succadeneum


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.         Pengertian Caput Succedaneum
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2006).
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi. (Saifuddin, 2001).
Pengertian Caput Succedaneum
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Prawirohardjo, 2006).
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi. (Saifuddin, 2001).
Caput suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Prawirohardjo, 2007).
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.

Caput suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Sarwono, 2007).
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari. (www.begaul.com )
Perbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum
Cephalhematoma
Muncul waktu lahir, mengecil setelah lahir.
Muncul waktu lahir atau setelah lahir, dapat membesar sesudah lahir.
Lunak, tidak berfluktuasi.
Teraba fluktuasi.
Melewati batas sutura, teraba moulase.
Batas tidak melampaui sutura.
Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 hari
Hilang lama (beberapa minggu atau bulan).
Berisi cairan getah bening
Berisi darah
                        Sumber : Kosim, 200
B.            Penyebab
Kaput suksedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vaccum ektrasi. (Dewi, 2010)

Caput succedeaneum timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari. (Markum, 1991)

Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses perjalanan penyakit caput succedaneum adalah  Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan difus jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah  Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi lahir dan terletak periosteum hingga dapat melampaui sutura.

C.           Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :
A.           Makrosomia
B.            Prematuritas
C.            Disproporsi sefalopelvik
D.           Distosia
E.            Persalinan lama
F.             Persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)
G.           Persalinan dengan sectio caesaria
H.           Kelahiran sungsang
I.              Presentasi bokong
J.              Presentasi muka
K.           Kelainan bayi letak lintang
D.           Gejala
1.             Udema di kepala
2.             Terasa lembut dan lunak pada perabaan
3.             Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah
4.             Udema melampaui tulang tengkorak
5.             Batas yang tidak jelas
6.             Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan
7.             Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan
(Dewi, 2010)

E.            Patofisiologis
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari. (Markum, 1991)

F.            Komplikasi
1.        Infeksi
Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003)
2.      Ikterus
Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim, 2003)

3.        Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.
G.           Penatalaksanaan
1.        Perawatan bayi sama dengan  perawatan bayi normal.
2.        Pengawasan keadaan umum bayi.
3.        Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
4.        Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar.
5.        Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan.
6.        Berikan konseling pada orang tua, tentang:
a.         Keadaan trauma yang dialami oleh bayi;
b.         Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan.
c.         Perawatan bayi sehari-hari.
d.        Manfaat dan teknik pemberian ASI.
(Dewi, 2010)

H.           Pengobatan Caput Succadaneum
Tidak memerlukan pengobatan, dan ini biasanya hilang sendiri antara 5-7 hari. Bila perlu dapat diberi Lasonil ointment yang mengandung heparinoid dan hyaluronidase, akan mempercepat resorpsi, dan rambut kepala dapat sembuh kembali dengan garis bentuk normal nya.
Pembengkakan pada caput succadeneum dapat meluas menyeberangi garis tengah atau garis sutura. Dan edema akan menghilang sendiri dalam beberapa hari. Pembengkakan dan perubahan warna yang anolog dan distorsi wajah dapat terlihat pada kelahiran dengan persentasi wajah. Dan tidak di perlukan pengobatan yang spesifik,tetapi bila terdapat ekimosis yang ektensif mungkin ada indikasi melakukan fisioterapi dini untuk hiperbilirubinemia.
Moulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering berhubngan dengan adanya caput succadeneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai mereda, kadang-kadang caput hemoragik dapat mengakibatkan syok dan di perlukan transfuse darah
Tindak lanjut yang harus dilakukan adalah saat mandi, kompres bagian yang bengkak dengan handuk yang lembut dan sudah dicelupkan dengan air hangat. Kepala akan kembali ke bentuk normal dalam 2 minggu.
Manajemen terdiri dari pengamatan saja lengkap dan cepat pemulihan biasanya akan terjadi dengan caput succedaneum. Jika kulit kepala bayi kontur telah berubah, kontur normal harus kembali.
Bayi akan sering (dimengerti) marah sehingga mungkin memerlukan analgesia untuk sakit kepala dan penanganan harus disimpan ke minimum untuk beberapa hari pertama.  (http://trip4nk.blogspot.com)

I.              Contoh Kasus Pada Neonatus  Umur 0 Hari Dengan Caput Suksedaneum

Bayi Ny N umur 21 th G0P0A0AH0  lahir pada tgl 12 desember 2012 pkl 07.00 WIB di RB MEI GUNATI, MAGUWO HARJO, dengan bantuan bidan ayu dan didapatkan hasil:
Bayi menangis spontan dan kuat, warna kulit bayi kemerahan,gerakan bayi aktif, gerak refleknya baik, dan pada bagian kepala terdapat benjolan berisi cairan getah bening  lunak, tidak berfluktuasi, melewati batas sutura, dan molase teraba pemerikasaan lain dalam batas normal.

J.             Penatalaksanaan asuhan kebidanan
Penatalaksaaan asuhan kebidan pada bayi Ny N yaitu menggunakan 7 langkah varney yang terdiri dari:
1.        Pengkajiaan data
2.        Interprestasi data
3.        Tindakan antisipasi
4.        Tindakan segera
5.        Perencanaan
6.        Pelaksanaan
7.        Evaluasi

0 komentar:

Posting Komentar