BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Caput Succedaneum
Caput succedaneum
ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang
bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran
serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus
dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2006).
Kejadian caput
succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan
uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum
ekstraksi. (Saifuddin, 2001).
Pengertian Caput
Succedaneum
Caput succedaneum
ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang
bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran
serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus
dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Prawirohardjo, 2006).
Kejadian caput
succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan
uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum
ekstraksi. (Saifuddin, 2001).
Caput suksedaneum
adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina
pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran
spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan
tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Prawirohardjo, 2007).
Caput Succedaneum
adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat
itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.
Caput suksedaneum
adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina
pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran
spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan
tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Sarwono, 2007).
Caput Succedaneum
adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat
itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari. (www.begaul.com )
Perbedaan caput succedaneum dan
cephalhematoma
Caput succedaneum
|
Cephalhematoma
|
Muncul waktu lahir, mengecil setelah
lahir.
|
Muncul waktu lahir atau setelah lahir,
dapat membesar sesudah lahir.
|
Lunak, tidak berfluktuasi.
|
Teraba fluktuasi.
|
Melewati batas sutura, teraba moulase.
|
Batas tidak melampaui sutura.
|
Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4
hari
|
Hilang lama (beberapa minggu atau bulan).
|
Berisi cairan getah bening
|
Berisi darah
|
Sumber : Kosim, 200
B.
Penyebab
Kaput suksedaneum
terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan
lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai
dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa
terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vaccum ektrasi. (Dewi, 2010)
Caput
succedeaneum timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan
lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi
cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi
sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu
proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran
kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada
sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya
jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai
dua hari. (Markum, 1991)
Menurut Sarwono
Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses perjalanan penyakit caput
succedaneum adalah Pembengkakan yang
terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan difus jaringan
otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah Adanya edema dikepala
terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran
cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi lahir dan
terletak periosteum hingga dapat melampaui sutura.
C.
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir
antara lain :
A.
Makrosomia
B.
Prematuritas
C.
Disproporsi
sefalopelvik
D.
Distosia
E.
Persalinan
lama
F.
Persalinan
yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)
G.
Persalinan
dengan sectio caesaria
H.
Kelahiran
sungsang
I.
Presentasi
bokong
J.
Presentasi
muka
K.
Kelainan
bayi letak lintang
D.
Gejala
1.
Udema
di kepala
2.
Terasa
lembut dan lunak pada perabaan
3.
Benjolan
berisi serum dan kadang bercampur dengan darah
4.
Udema
melampaui tulang tengkorak
5.
Batas
yang tidak jelas
6.
Permukaan
kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan
7.
Benjolan
akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan
(Dewi, 2010)
E.
Patofisiologis
Kelainan ini timbul
karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir sehingga
terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh
ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering
bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat
bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran
sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat
melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan
terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada
bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari. (Markum, 1991)
F.
Komplikasi
1.
Infeksi
Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi
karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003)
2. Ikterus
Pada bayi yang terkena caput succedanieum
dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah
A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim, 2003)
3.
Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena
caput succedanieum karena pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau
perdarahan yang banyak.
G.
Penatalaksanaan
1.
Perawatan
bayi sama dengan perawatan bayi normal.
2.
Pengawasan
keadaan umum bayi.
3.
Berikan
lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
4.
Pemberian
ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan
benar.
5.
Pencegahan
infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan.
6.
Berikan
konseling pada orang tua, tentang:
a.
Keadaan
trauma yang dialami oleh bayi;
b.
Jelaskan
bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa
pengobatan.
c.
Perawatan
bayi sehari-hari.
d.
Manfaat
dan teknik pemberian ASI.
(Dewi, 2010)
H.
Pengobatan Caput
Succadaneum
Tidak memerlukan
pengobatan, dan ini biasanya hilang sendiri antara 5-7 hari. Bila perlu dapat
diberi Lasonil ointment yang mengandung heparinoid dan hyaluronidase, akan
mempercepat resorpsi, dan rambut kepala dapat sembuh kembali dengan garis
bentuk normal nya.
Pembengkakan pada
caput succadeneum dapat meluas menyeberangi garis tengah atau garis sutura. Dan
edema akan menghilang sendiri dalam beberapa hari. Pembengkakan dan perubahan
warna yang anolog dan distorsi wajah dapat terlihat pada kelahiran dengan
persentasi wajah. Dan tidak di perlukan pengobatan yang spesifik,tetapi bila
terdapat ekimosis yang ektensif mungkin ada indikasi melakukan fisioterapi dini
untuk hiperbilirubinemia.
Moulase kepala dan
tulang parietal yang tumpang tindih sering berhubngan dengan adanya caput
succadeneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai mereda, kadang-kadang
caput hemoragik dapat mengakibatkan syok dan di perlukan transfuse darah
Tindak lanjut yang
harus dilakukan adalah saat mandi, kompres bagian yang bengkak dengan handuk
yang lembut dan sudah dicelupkan dengan air hangat. Kepala akan kembali ke
bentuk normal dalam 2 minggu.
Manajemen terdiri
dari pengamatan saja lengkap dan cepat pemulihan biasanya akan terjadi dengan
caput succedaneum. Jika kulit kepala bayi kontur telah berubah, kontur normal
harus kembali.
Bayi akan sering
(dimengerti) marah sehingga mungkin memerlukan analgesia untuk sakit kepala dan
penanganan harus disimpan ke minimum untuk beberapa hari pertama. (http://trip4nk.blogspot.com)
I.
Contoh Kasus Pada Neonatus Umur 0 Hari Dengan Caput Suksedaneum
Bayi Ny N umur 21 th
G0P0A0AH0 lahir pada tgl 12 desember
2012 pkl 07.00 WIB di RB MEI GUNATI, MAGUWO HARJO, dengan bantuan bidan ayu dan
didapatkan hasil:
Bayi menangis spontan
dan kuat, warna kulit bayi kemerahan,gerakan bayi aktif, gerak refleknya baik,
dan pada bagian kepala terdapat benjolan
berisi cairan getah bening lunak, tidak
berfluktuasi, melewati batas sutura, dan molase teraba pemerikasaan lain dalam batas normal.
J.
Penatalaksanaan asuhan kebidanan
Penatalaksaaan
asuhan kebidan pada bayi Ny N yaitu menggunakan 7 langkah varney yang terdiri
dari:
1.
Pengkajiaan
data
2.
Interprestasi
data
3.
Tindakan
antisipasi
4.
Tindakan
segera
5.
Perencanaan
6.
Pelaksanaan
7.
Evaluasi
0 komentar:
Posting Komentar