Midwifery_BIdadari iDAmaN: Cerpen Bersambung Happy Ending #III

Jumat, 03 Mei 2013

0

Cerpen Bersambung Happy Ending #III

INIKAH RASANYA MINTA MAAF
                Kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidup ini, itu sangat menyakitkan. Ayu, seorang sahabat yang sangat aku sayang, bahkan aku rela mempertaruhkan hidupku sendiri untuknya. Sekarang dia meninggalkanku untuk mengejar cita-citanya di Australia. Aku merasa bahwa aku sahabat yang paling jahat dinunia. Bahkan aku belum sempat minta maaf pada saat dia mau pergi. Itu menjadi utang terbesar yang harus aku bayar ketika Ayu datang.
                Dear: Adit
Hai Dit, maafin  aku, klo aku pergi  tanpa pamit dulu ke kamu. Aku mau ngelanjutin studyku ke Sidney. Mungkin saat kamu membaca suratku ini, kamu udah ga bisa nemuin aku lagi. Aku ga pernah nyangka klo kamu  ngangep aku lebih dari sahabat. Tapi aku ga bisa  memberi  harapan lebih dari sahabat. Aku sayang kamu, tapi hanya sekedar sahabat. Kamu sahabat terbaik yang pernah aku kenal. Dan aku harap kamu akan tetap jadi sahabatku, sampai aku  kembali dari Sidney. 
Sahabatmu
Ayu
Itu adalah titipan surat yang diberikan oleh Ayu untukku. Setelah membaca surat itu, aku ga pernah berhubungan lagi dengan Ayu. Jangankan untuk minta maaf, untuk menanyakan kabarnya saja aku ga          bisa. Lalu aku putuskan untuk menunggu sampai dia balik ke Indonesia. Selain Ayu, orang yang aku sakiti adalah orang yang paling disayangi Ayu, yaitu Cheshy. Aku udah nyakitin perasaannya. Memang dulu waktu aku ngedeketin dia, itu hanya karena aku ingin melupakan perasaanku kepada Ayu, tapi ternyata semua yang aku lakukan itu percuma. Karena aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Saat ini aku sudah kuliah di salah satu Universitas di daerahku, aku mencari fakultas hukum. Aku harap dengan kesibukan baruku ini, aku bisa melupakan masalahku selama ini. keesokan harinya aku berangkat ke kampus dengan harapan bisa membuka lembaran baru, bagi hidupku.
“Owh sorry, aku buru-buru” kata seorang pria, yang ga sengaja nabrak aku, dia kelihatan sedang berlari dari seseorang. “Aduh” kataku saat aku badanku terbentur sesuatu dan terjatuh. Lagi-lagi aku ditabrak leh orang yang sedang berlari, dan kali ini seorang wanita. “Sorry ya, aku ga sengaja, aku lagi ngejar seseorang” jawabnya. Mungkin yang dia cari cowo yang tadi. Cewe itu memandang jauh, tampak wajahnya kebingungan. Mungkin dia sedang kehilangan jejak cowo tadi, tapi ada apa sebbenarnya. “kamu udah gapapa kan? Aku tinggal dulu ya” katanya lalu pergi meninggalkanku. Beberapa saat setelah cewe itu pergi, cowo yang tadi datang lagi. “hei, thanks ya” katanya. “buat apa?” kataku bingung. “buat jasa kamu” jawabnya lagi. “jasa? J8asa apa?” tanyaku makin bingung. “setidaknya kamu udah buat cewe tadi ga berhasil nangkep aku” jawabnya. “ kenapa?” tanyaku lagi, “ya karena dia nabrak kamu dan akhirnya ga nemuin aku” , katanya. “owh ya aku  Deva”sambungnya sambil membentangkan tangannya. “Aku Adit,” kataku menerima salamnya. “kenapa cewe tadi ngejar kamu” sambungku bertanya. “ceritanya panjang, ntar aku certain ke kamu, kita makan ke kafe deket sini ya?” ajaknya padaku. “oke deh” kataku setuju.
Disana Dery cerita banyak tentang dirinya. Ternyara cewe yang ngejar-ngejar dia itu, adalah korbannya. Dia adalah seorang playboy sejati. Hampir setiap hari dia berganti pacar. Dengan paras yang keren, ditambah latar belakang orangtua yang mampu, munngkin itu yang membuat cewe manapun yang didekatinya ga bisa menolak. “Eh Dit, coba deh liat cewe itu?” katanya saat melihat sekerumunan cewe” yang duduk di meja sebelah. “yang mana?” tanyaku. “itu, yang lagi ngadep sini, yang pake baju kuning” katanya menjelaskan. “owh yang itu, kenapa?” tanyaku lagi. “dia lumayan kan, dia ngelirik kesini terus dari tadi, pasti dia ada feel deh ama salah satu dari kita” tambahnnya. “ah, masak sich. Ke-GRan banget mu” sahutku. “jadi kamu ga percaya nich, taruhan bakso ya?” tantangnya. Mungkin dia memang sudah pengalaman dengan keadaan seperti ini jadi, mungkin aja dia bener. “ga usah banyak fikir, setuju aja deh?” katanya yang menyadarkanku dari lamunan. “oke deh” jawabku pasrah. Setelah ngobrol banyak, kita langsung pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan harinya, ketika aku lagi duduk di bangku taman, Dery dateng ngampirin aku. “hei Dit, sendirian aja nich, cewemu mana?” katanya membuka pembicaraan. “eh kamu Ry, Aku ga punya cewe” kataku polos. “klo gitu, uang yang buat nraktir cewemu, dipakai buat nraktir aku aja!” sambungnya. “maksudmu apa??”tanyaku kebingungan. “entar juga kamu tau” katanya, yyang membuatku semakin penasaran. “hai beb?”kata seorang cewe ke Dery, “hei” balas Dery. “Owh ya Dit, Cewe baruku nhe, cantik kan” Sambungnya. “Owh, ia cantik kok” jawabku. Perasaan mukanya udah ga asing lagi buatku. “aku pergi dulu ya beb, ada urusan nich ma temen-temen, da sayang, muah” kata cewe itu lalu pergi bersama teman-temannya. “jadi donk traktirannya?” goda Dery. “maksudmu, itu cewe yang kemarin” tanyaku. “ia, namanya Nia” jawabnya polos. “kok bisa, kapan kalian kenal, kok udah jadian aja” tanyaku lagi. “ jangan sebut aku Dery, klo ga bisa nembak orang kurang dari tiga jam” katanya dengan PD. Aku akui Dery memang hebat, dalam waktu kurang dari 3 jam dia bisa jadian dengan orang yang baru dia kenal.
Semakin lama, aku semakin mengenal Dery dengan baik, meski dia playboy yang berganti pacar hampir setiap hari, tapi dia ga pernah mau ngeduain cewenya. Dia selalu mutusin pacarnya sebelum nyari inceran yang baru. Mungkin karena sering bareng, aku dan Dery bisa jadi teman baik. Setiap saat dia berusaha untuk nyomblangin aku dengan seseorang, tapi satupun ga ada yang berhasil. Tidak ada sedikitpun perasaan iri dibenakku melihat Dery selalu dengan cewe-cewe, sedangkan aku tidak mempunyai seorang pacar. 
“Dit besok kan ada kunjungan ke Universitas Dwipa Prasista, kamu bareng aku ya? Ajak Dery. “Sipz, tapi bawa mobilmu ya?” jawabku tetap ga mau rugi. “ia deh, tau yang pelitnya ga ketulungan” jawab Dery setengah menyindir. “bukannya gitu, lagi males ngeluarin mobil aja” sahutku membela diri. Lalu besoknya kami berangkat kesana bersama-sama. Kami kesana karena ada tugas dari kampus, untuk mengadakan kunjungan ke kampus itu. Aku melihat-lihat isi kampus ini. “Dit, haus nhe, minum yuk?” ajak Dery. “ya nich aku juga haus, tapi kantinnya dimana ya?” jawabku. “tenang, dimana ada Dery, disana ada keberunungan” katanya dengan PD. “hai cantik, boleh nanya ga” kata Dery menyapa salah seorang cewe yang berjalan didepan kami. “owh boleh, mau nanya apa?” jawabnya polos. “kantinnya dimana ya?” sambung Dery. “owh, ini lurus aja,ntar mentok belok kanan” jawabnya. “makasi ya cantik” kata Dery sembari mencium tangan gadis tadi. Lalu aku dan Dery, pergi ke kantin. Aku duduk di bangku pojok, aku sengaja memilih bangku ini, biar ga begitu keliatan tapi kita bisa ngeliat semua sudut rungan ini. “bakso + es jeruk 2 ya mbak” kata seseorang yang duduk di bangku sebelahku, suara itu sudah tidak asing ditelingaku. Aku mencoba melihat dengan jelas siapa cewe itu, cewe itu berbadan jangkung, rambut panjang, dan memakai gelang seperti yang biasa dipakai Ayu, “Cheshy” fikirku dalam hati. Aku melihat gadis itu pergi meninggakan temannya sendiri, mungkin dia kekamar mandi. “Ry, aku ke kamar mandi dulu ya” kataku pada Dery. “ Ia jangan lama-lama, tapi kamu tau kamar mandinya dimana?”kata Dery. “tenang aja, aku bisa nanya kok.” Sahutku, lalu aku pergi mengikuti gadis itu.
“Cheshy” kataku, yang menghentikan langkah gadis itu. Gadis itu menoleh ke belakang. Ketika dia melihatku, dia seolah-olah sedang melihat sesosok yang menyeramkan, dia berlari sekencang-kencangnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku pun kembali menemui Dery. Setelah sampai di meja tadi, seseorang telah duduk bersama Dery. “hei, Dit kenalin ini temenku Yanna” kata Dery padaku. “kamu Adit temennya Cheshy kan?” tanyanya padaku. “ia, kayaknya aku pernah melihatmu, tapi dimana?” tanyaku. “kita duku satu SMA, o ya, aku pacarnya Cheshy” katanya, yang mengejutkan diriku. Setelah sampai dirumah aku selalu kepikran tentang Cheshy. Aku merasa dunia ini begitu sempit, dan tokoh dalam panggung sandiwara ini itu-itu aja. Aku berusaha melupakan masa laluku di kampus ini tapi ternyata teman baikku dikampus malah membawaku kembali ke kenangan itu. Sepanjang malam aku ga bisa tidur. Karena saking penasaran, malam itu juga aku pergi ke rumahnya Dery, untuk menanyakan tentang Yanna.
Adit:”Ry, kamu tau banyak tentang Yanna”
Dery:”Ia, dia bisa di bilang salah satu temen baikku juga”
Adit:”sejak kapan kamu kenal dia?”
Dery:”sejak kecil, rumahnya kan sebelah rumahku, itu kamarnya yang lampunya masih menyala, (katanya sambil menunjuk sebuah kamar). “dia orangnya baik ya?” tanyaku lagi. “baik, tapi dia punya sifat yang sama dengan aku, playboy”, sambungnya.
                Setelah tau sifat Yanna yang playboy, aku merasa harus ngasi tau hal ini ke Cheshy, aku ga mau Cheshy jadi korbannya lagi. Aku mencari Cheshy ke kampusnya, tapi aku ga pernah ketemu. Lalu aku ingat kalau aku punya nomer HPnya Cheshy. Aku mnelfonnya beberapa kali, tapi dia ga pernah mau nerima. Selalu aja di rijek. Dan aku coba untuk sms
To: Cheshy
Ches, aq mo ngomong
Ssuatu ke km,,,
Aq harap km mau dteng
K kafe Esthy bsok
Jm 5 sore.
Adit
                Lama aku menunggu jawaban darinya, tapi dia ga membalas smsku. Meski Cheshy ga membalas smsku, aku tetep dateng ke kafe itu. Hampir 3 jam aku menunggu disana. Namun ga ada tanda-tanda kedatangan Cheshy. Aku rasa Cheshy, bener-bener marah ke aku, sampai dia ga mau nemuin aku. Aku memutuskan untuk balik, karena Cheshy udah ga mungkin dateng. Saat aku pulang, Ada seseorang yang berdiri di depan mobilku. “Cheshy?” kataku. “Ada apa Dit, katanya kamu mau ngomong” jawabnya gesit. “kamu udah lama Ches?” tanyaku lagi. “ga usah berbelit-belit deh, langsung aja!” jawabnya dengan nada kesal. “ya deh, sejak kapan kamu jadian ma Yanna?” tanyaku padanya. “dari lulus SMA” Cheshy hanya membalas singkat. “Ches, Yanna bukan cowo baik-baik” sambungku lancang. “apa?” Tanya Cheshy kaget. “Ia, dia itu playboy, kamu hanya dijadiin korban” kataku lagi. “maksudmu apa?, denger ya Dit, Yanna itu cowo baik-baik, dia mau nerima aku, saat aku cacat, ga kaya kamu yang ninggalin aku begitu saja” katanya dengan nada kesal. Mungkin semua ini memang salahku, dulu aku pernah meninggalkannya saat dia sedang memerlukan orang-orang terdekatnya. “Oke aku tau aku yang salah, aku Minta maaf ches, tapi kamu percaya deh ama aku, Yanna bukan cowo baik-baik” kataku meyakinkan cheshy. “maaf? Semudah itukah? Kamu fikir kata itu bisa mengobati sakitku selama ini? ga Dit, ga bisa. Apa dengan maaf semuanya bisa berubah, ga kan?. Satu lagi Dit, ga usah campurin urusanku lagi. Lagian itu bukan urusanmu, karna aku bukan siapa-siapamu” katanya lalu pergi meninggalkanku. “bukan urusanmu, karna aku bukan siapa-siapamu” itu adalah kata-kataku yang pernah aku ucapin ke dia. Andai aku bisa mengulang wakttu, aku ga akan pernah mau melukai hati seorang gadis yang sangat polos seperti dia.
                Aku ga tau lagi, gimana caranya buktiin ke Cheshy, kalau Yanna bukanlah cowo baik-baik. Akhirnya aku mencari tau lebih banyak lagi tentang Yanna. Lalu aku minta bantuan dari Dery. Mungkin Yanna temen deketnya Dery, tapi untuk saat ini Dery lebih deket ke aku, pasti dia mau nolongin aku.  
To: Dery
Ry, bisa ketemu ga sekarang
Aku tunggu di tempat biasa
Aku mengirim sms ke Dery, lalu segera pergi  ke taman tempat biasanya aku dan Dery nongkrong. Setelah beberapa lama menunggu, Derypun datang. “Ada apa sich dit? Serius amat kayaknya?” kata Dery sambil duduk di depanku. “aku perlu bantuanmu Ry, kamu mau kan bantu aku?” kataku. “jiiahh, serius amat, ia deh apa sich yang ga buat sahabatku yang satu ini” katanya setengah bercanda. “kamu kenal Yanna dengan baik kan, apa menurutmu sekarang dia sudah berubah?” tanyaku. “berubah gimana?, kok kamu nanyain Yanna?” katanya penasaran. “pengen aja, kamu bilang dia tu playboy, apa karang udah ga lagi?” tanyaku lagi. “kayaknya sich ga, kok kamu bisa bilang kaya gitu?” katanya. “buktinya sekarang dia punya cewe, lebih dari 2 bulan, bukannya klo kaya kamu tu, ganti setiap hari ya?” tanyaku penasaran. “Adit, adit polos banget sich kamu. Ga semua playboy kaya aku. Kalo Yanna emang ga berganti pacar tiap hari, tapi pacarnya tu banyak,  mungkin sampai 10 dalam sekali pacaran”katanya santai. “Apa pacarnya ga tau apa?” kataku lagi. “ Ya gal ah, tapi mungkin ada yang tau, tapi terpaksa hanya diam, karna kunci hidupnya dah di pegang ma Yanna” jawabnya. “kunci hidupnya?” aku semakin ga mengerti apa maksud Dery. “kamu bener-bener polos ya” katanya dengan senyum setengah  tertawa.  “klo kamu aku suruh bantuin untuk ngasi tau pacar-pacarnya klo dia hanya korbannya Yanna gimana?” kataku.  “owh klo itu, aku minta maaf banget, aku ga bisa, klo dia balas dendam trus nglakuin hal yang sama ke aku, brabe juga nhe!”
                Sekarang Dery ga mau bantuin aku, aku ga tau harus minta bantuan kemana, mungkin klo Ayu masih disini, dia bisa nolongin aku.  Tapi sayangnya dia ga ada. Tapi aku harus tetep nolongin Cheshy. Aku udah ga ada pilihan lain lagi, aku selalu berusaha untuk meyakinkan Cheshy kalau Yanna bukan cowo yang pantas buatnya. Tapi Cheshy yang pernah mau ngedengerin aku, malahan dia mengira Aku Ingin bilang gitu karena aku ga ingin liat aku bahagia. 
                “hei Dit” kata Dery sambil memukul pundakku. “kamu Der” kataku. “ckckck, kenapa lagi dengan temanku ini, kok kucel banget?” tanyanya yang melihatku ga bergairah hidup sama sekali. “ga” balasku  singkat. “Yanna to hebat banget ya, katanya hari ini dia mau ngikat satu pacarnya lagi” kata Dery. “ngikat??? Maksudmu??” tanyaku. “ia, dia mau ngambil milik paling berharga dari pacarnya, itu lo, ngerti kan kamu?” jawabnya. “Itu apa” kataku sedikit keras. “ya itu,” jawabnya, sambil menggaruk-garuk kepala. “kurang ajar si Yanna” kataku, “kamu tau pacarnya yang mana?” tanyaku lagi. “ aku lupa namanya, katanya sich yang satu sekolah dengannya” kata Dery. “coba deh kamu inget-inget” suruhku.    “De.., Se…,te..,, ce..ce…ce” katanya mengingat-ingat. “Chesy” tanyaku. “chesy, itu dia, kok kamu tau?” tanyanya. “itu temenku, kamu tau kan tempatnya dimana, anter aku kesana” kataku sambil menarik Dery ke mobilku.
                Dery mengajakku ke sebuah rumah, katanya itu rumahnya Yanna.  Suasana rumah itu sangat sepi, aku kira Yanna tidak ada di rumah. Tapi aku tetep menelusuri rumah itu. Aku menuju sebuah kamar di dekat tangga. “ini kamarnya dit” kata Dery. Tanpa sadar aku mendobrak pintu kamar itu. Dan yang ku lihat, chesy dengan tangisannya mulai melemah. Aku menarik yanna yang memegang erat tubuh chesy, dan mendorongnya ke pintu.
                Aku menghampiri chesy, dan memeluknya erat. Tanpa aku sadari, yanna beranjak dan berusaha memukulku dari blakang. Dery yang dari tadi berdiri d pintu menahan pukulan itu, dan memegang tangan yanna dari blakang sehinngga dia tidak dapat melakukan apa-apa. Aku memapah chesy dan membawanya ke mobil. Aku tau ini akan menjadi trauma yang susah dilupakan bagi chesy. Sedangkan yanna d urus oleh dery.
                Setiap hari aku berusaha mengembalikan senyum cerianya chesy yang dulu. Aku selalu menghiburnya namun dia hanya terdiam. Dan kadang dia menangis. Aku sudah tidak tau lagy apa yang harus ku lakukan. “Ayu” fikirku. Hanya dia harapan satu-satunya untuk bisa membuat chesy kembali seperti semula. Tapi aku tidak pernah tau kabar dari ayu. Bagaimana aku bisa menghubunginya.
                Aku lalu menghubungi Niko. Aku ceritakan semua yang terjadi pada chesy, dan aku minta bantuan ke dia untuk  bisa membantuku menghubungi ayu. Awalnya niko tidak mau, karena dia bilang dia sudah berjanji, tidak akan pernah memberitu keberadaan ayu, serta segala sesuatu tentangnya. Tapi setelah aku memohon berkali-kali, akhirnya dia memberiku sebuah no HP. Dan katanya itu no HPnya ayu. Aku langsung menghubunginya. Aku ceritakan semua yang terjadi selama dia tidak ada. Ayu menyuruhku untuk membiarkannya ngomong dengan chesy lewat telfon.
                Aku memberikan telfon itu ke chesy. Sungguh ajaib, wajahnya yang tadinya tanpa gairah hidup, menjadi bercahanya karena senyumnya. Kata-kata darinya yang telah lama tidak aku dengar, tiba-tiba keluar dri bibirnya. “Ayu” kata pertama yang keluar dari bibirnya. Entah apa yang telah ayu katakan ke chesy, sehingga chesy seperti telah terhipnotis. Sekian lama mereka berbicara d telfon, akhirnya chesy menutup telfon itu. Dan tersenyum kepadaku. Aku sangat senang bisa melihat senyum chesy kaya dulu lagi.
                Ternyata benar apa yang aku pikirkan, hanya ayu yang bisa membuat semua keadaan kembali seperti semula. Ayu memang sesosok wanita yang ajaib. Kesempatan ini langsung aku jadikan momen yang tepat untuk aku minta maav, atas semua kesalahanku yang pernah aku lakukan ke chesy dulu. Untungnya chesy mau memaafkan aku. Aku menjalani hari-hariku dengan chesy. Dan akupun bisa menjadikan chesy wanita yang paling berharga dalam hidupku. Begitupun chesy.
                Aku berjanji, tidak akan pernah menyekitinya lagi. Dan tidak akan membiarkan seorangpun yang menyakitinya. Karena aku sangat menyayanginya.




0 komentar:

Posting Komentar