INIKAH RASANYA MINTA MAAF
Kehilangan
seseorang yang sangat berarti dalam hidup ini, itu sangat menyakitkan. Ayu,
seorang sahabat yang sangat aku sayang, bahkan aku rela mempertaruhkan hidupku
sendiri untuknya. Sekarang dia meninggalkanku untuk mengejar cita-citanya di
Australia. Aku merasa bahwa aku sahabat yang paling jahat dinunia. Bahkan aku
belum sempat minta maaf pada saat dia mau pergi. Itu menjadi utang terbesar
yang harus aku bayar ketika Ayu datang.
Dear: Adit
Hai Dit, maafin aku, klo aku pergi tanpa pamit dulu ke kamu. Aku mau ngelanjutin
studyku ke Sidney. Mungkin saat kamu membaca suratku ini, kamu udah ga bisa
nemuin aku lagi. Aku ga pernah nyangka klo kamu
ngangep aku lebih dari sahabat. Tapi aku ga bisa memberi harapan lebih dari sahabat. Aku sayang kamu,
tapi hanya sekedar sahabat. Kamu sahabat terbaik yang pernah aku kenal. Dan aku
harap kamu akan tetap jadi sahabatku, sampai aku kembali dari Sidney.
Sahabatmu
Ayu
Itu adalah titipan surat yang diberikan oleh Ayu untukku. Setelah membaca
surat itu, aku ga pernah berhubungan lagi dengan Ayu. Jangankan untuk minta
maaf, untuk menanyakan kabarnya saja aku ga
bisa. Lalu aku
putuskan untuk menunggu sampai dia balik ke Indonesia. Selain Ayu, orang yang
aku sakiti adalah orang yang paling disayangi Ayu, yaitu Cheshy. Aku udah
nyakitin perasaannya. Memang dulu waktu aku ngedeketin dia, itu hanya karena
aku ingin melupakan perasaanku kepada Ayu, tapi ternyata semua yang aku lakukan
itu percuma. Karena aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Saat ini aku
sudah kuliah di salah satu Universitas di daerahku, aku mencari fakultas hukum.
Aku harap dengan kesibukan baruku ini, aku bisa melupakan masalahku selama ini.
keesokan harinya aku berangkat ke kampus dengan harapan bisa membuka lembaran
baru, bagi hidupku.
“Owh sorry, aku buru-buru” kata seorang pria, yang ga sengaja nabrak
aku, dia kelihatan sedang berlari dari seseorang. “Aduh” kataku saat aku
badanku terbentur sesuatu dan terjatuh. Lagi-lagi aku ditabrak leh orang yang
sedang berlari, dan kali ini seorang wanita. “Sorry ya, aku ga sengaja, aku
lagi ngejar seseorang” jawabnya. Mungkin yang dia cari cowo yang tadi. Cewe itu
memandang jauh, tampak wajahnya kebingungan. Mungkin dia sedang kehilangan
jejak cowo tadi, tapi ada apa sebbenarnya. “kamu udah gapapa kan? Aku tinggal
dulu ya” katanya lalu pergi meninggalkanku. Beberapa saat setelah cewe itu
pergi, cowo yang tadi datang lagi. “hei, thanks ya” katanya. “buat apa?” kataku
bingung. “buat jasa kamu” jawabnya lagi. “jasa? J8asa apa?” tanyaku makin
bingung. “setidaknya kamu udah buat cewe tadi ga berhasil nangkep aku”
jawabnya. “ kenapa?” tanyaku lagi, “ya karena dia nabrak kamu dan akhirnya ga
nemuin aku” , katanya. “owh ya aku
Deva”sambungnya sambil membentangkan tangannya. “Aku Adit,” kataku
menerima salamnya. “kenapa cewe tadi ngejar kamu” sambungku bertanya.
“ceritanya panjang, ntar aku certain ke kamu, kita makan ke kafe deket sini
ya?” ajaknya padaku. “oke deh” kataku setuju.
Disana Dery cerita banyak tentang dirinya. Ternyara cewe yang
ngejar-ngejar dia itu, adalah korbannya. Dia adalah seorang playboy sejati.
Hampir setiap hari dia berganti pacar. Dengan paras yang keren, ditambah latar
belakang orangtua yang mampu, munngkin itu yang membuat cewe manapun yang
didekatinya ga bisa menolak. “Eh Dit, coba deh liat cewe itu?” katanya saat
melihat sekerumunan cewe” yang duduk di meja sebelah. “yang mana?” tanyaku.
“itu, yang lagi ngadep sini, yang pake baju kuning” katanya menjelaskan. “owh
yang itu, kenapa?” tanyaku lagi. “dia lumayan kan, dia ngelirik kesini terus
dari tadi, pasti dia ada feel deh ama salah satu dari kita” tambahnnya. “ah,
masak sich. Ke-GRan banget mu” sahutku. “jadi kamu ga percaya nich, taruhan
bakso ya?” tantangnya. Mungkin dia memang sudah pengalaman dengan keadaan seperti
ini jadi, mungkin aja dia bener. “ga usah banyak fikir, setuju aja deh?”
katanya yang menyadarkanku dari lamunan. “oke deh” jawabku pasrah. Setelah
ngobrol banyak, kita langsung pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan harinya, ketika aku lagi duduk di bangku taman, Dery dateng
ngampirin aku. “hei Dit, sendirian aja nich, cewemu mana?” katanya membuka
pembicaraan. “eh kamu Ry, Aku ga punya cewe” kataku polos. “klo gitu, uang yang
buat nraktir cewemu, dipakai buat nraktir aku aja!” sambungnya. “maksudmu
apa??”tanyaku kebingungan. “entar juga kamu tau” katanya, yyang membuatku
semakin penasaran. “hai beb?”kata seorang cewe ke Dery, “hei” balas Dery. “Owh
ya Dit, Cewe baruku nhe, cantik kan” Sambungnya. “Owh, ia cantik kok” jawabku.
Perasaan mukanya udah ga asing lagi buatku. “aku pergi dulu ya beb, ada urusan
nich ma temen-temen, da sayang, muah” kata cewe itu lalu pergi bersama
teman-temannya. “jadi donk traktirannya?” goda Dery. “maksudmu, itu cewe yang
kemarin” tanyaku. “ia, namanya Nia” jawabnya polos. “kok bisa, kapan kalian
kenal, kok udah jadian aja” tanyaku lagi. “ jangan sebut aku Dery, klo ga bisa
nembak orang kurang dari tiga jam” katanya dengan PD. Aku akui Dery memang
hebat, dalam waktu kurang dari 3 jam dia bisa jadian dengan orang yang baru dia
kenal.
Semakin lama, aku semakin mengenal Dery dengan baik, meski dia
playboy yang berganti pacar hampir setiap hari, tapi dia ga pernah mau ngeduain
cewenya. Dia selalu mutusin pacarnya sebelum nyari inceran yang baru. Mungkin
karena sering bareng, aku dan Dery bisa jadi teman baik. Setiap saat dia
berusaha untuk nyomblangin aku dengan seseorang, tapi satupun ga ada yang
berhasil. Tidak ada sedikitpun perasaan iri dibenakku melihat Dery selalu
dengan cewe-cewe, sedangkan aku tidak mempunyai seorang pacar.
“Dit besok kan ada kunjungan ke Universitas Dwipa Prasista, kamu
bareng aku ya? Ajak Dery. “Sipz, tapi bawa mobilmu ya?” jawabku tetap ga mau
rugi. “ia deh, tau yang pelitnya ga ketulungan” jawab Dery setengah menyindir.
“bukannya gitu, lagi males ngeluarin mobil aja” sahutku membela diri. Lalu
besoknya kami berangkat kesana bersama-sama. Kami kesana karena ada tugas dari
kampus, untuk mengadakan kunjungan ke kampus itu. Aku melihat-lihat isi kampus
ini. “Dit, haus nhe, minum yuk?” ajak Dery. “ya nich aku juga haus, tapi
kantinnya dimana ya?” jawabku. “tenang, dimana ada Dery, disana ada
keberunungan” katanya dengan PD. “hai cantik, boleh nanya ga” kata Dery menyapa
salah seorang cewe yang berjalan didepan kami. “owh boleh, mau nanya apa?”
jawabnya polos. “kantinnya dimana ya?” sambung Dery. “owh, ini lurus aja,ntar
mentok belok kanan” jawabnya. “makasi ya cantik” kata Dery sembari mencium
tangan gadis tadi. Lalu aku dan Dery, pergi ke kantin. Aku duduk di bangku
pojok, aku sengaja memilih bangku ini, biar ga begitu keliatan tapi kita bisa
ngeliat semua sudut rungan ini. “bakso + es jeruk 2 ya mbak” kata seseorang
yang duduk di bangku sebelahku, suara itu sudah tidak asing ditelingaku. Aku
mencoba melihat dengan jelas siapa cewe itu, cewe itu berbadan jangkung, rambut
panjang, dan memakai gelang seperti yang biasa dipakai Ayu, “Cheshy” fikirku
dalam hati. Aku melihat gadis itu pergi meninggakan temannya sendiri, mungkin
dia kekamar mandi. “Ry, aku ke kamar mandi dulu ya” kataku pada Dery. “ Ia
jangan lama-lama, tapi kamu tau kamar mandinya dimana?”kata Dery. “tenang aja,
aku bisa nanya kok.” Sahutku, lalu aku pergi mengikuti gadis itu.
“Cheshy” kataku, yang menghentikan langkah gadis itu. Gadis itu
menoleh ke belakang. Ketika dia melihatku, dia seolah-olah sedang melihat
sesosok yang menyeramkan, dia berlari sekencang-kencangnya, tanpa mengucapkan
sepatah kata pun. Aku pun kembali menemui Dery. Setelah sampai di meja tadi,
seseorang telah duduk bersama Dery. “hei, Dit kenalin ini temenku Yanna” kata
Dery padaku. “kamu Adit temennya Cheshy kan?” tanyanya padaku. “ia, kayaknya
aku pernah melihatmu, tapi dimana?” tanyaku. “kita duku satu SMA, o ya, aku
pacarnya Cheshy” katanya, yang mengejutkan diriku. Setelah sampai dirumah aku
selalu kepikran tentang Cheshy. Aku merasa dunia ini begitu sempit, dan tokoh
dalam panggung sandiwara ini itu-itu aja. Aku berusaha melupakan masa laluku di
kampus ini tapi ternyata teman baikku dikampus malah membawaku kembali ke
kenangan itu. Sepanjang malam aku ga bisa tidur. Karena saking penasaran, malam
itu juga aku pergi ke rumahnya Dery, untuk menanyakan tentang Yanna.
Adit:”Ry, kamu
tau banyak tentang Yanna”
Dery:”Ia, dia
bisa di bilang salah satu temen baikku juga”
Adit:”sejak
kapan kamu kenal dia?”
Dery:”sejak
kecil, rumahnya kan sebelah rumahku, itu kamarnya yang lampunya masih menyala,
(katanya sambil menunjuk sebuah kamar). “dia orangnya baik ya?” tanyaku lagi.
“baik, tapi dia punya sifat yang sama dengan aku, playboy”, sambungnya.
Setelah tau sifat Yanna yang
playboy, aku merasa harus ngasi tau hal ini ke Cheshy, aku ga mau Cheshy jadi
korbannya lagi. Aku mencari Cheshy ke kampusnya, tapi aku ga pernah ketemu.
Lalu aku ingat kalau aku punya nomer HPnya Cheshy. Aku mnelfonnya beberapa
kali, tapi dia ga pernah mau nerima. Selalu aja di rijek. Dan aku coba untuk
sms
To: Cheshy
Ches, aq mo ngomong
Ssuatu ke km,,,
Aq harap km mau dteng
K kafe Esthy bsok
Jm 5 sore.
Adit
Lama aku menunggu jawaban
darinya, tapi dia ga membalas smsku. Meski Cheshy ga membalas smsku, aku tetep
dateng ke kafe itu. Hampir 3 jam aku menunggu disana. Namun ga ada tanda-tanda
kedatangan Cheshy. Aku rasa Cheshy, bener-bener marah ke aku, sampai dia ga mau
nemuin aku. Aku memutuskan untuk balik, karena Cheshy udah ga mungkin dateng.
Saat aku pulang, Ada seseorang yang berdiri di depan mobilku. “Cheshy?” kataku.
“Ada apa Dit, katanya kamu mau ngomong” jawabnya gesit. “kamu udah lama Ches?”
tanyaku lagi. “ga usah berbelit-belit deh, langsung aja!” jawabnya dengan nada
kesal. “ya deh, sejak kapan kamu jadian ma Yanna?” tanyaku padanya. “dari lulus
SMA” Cheshy hanya membalas singkat. “Ches, Yanna bukan cowo baik-baik”
sambungku lancang. “apa?” Tanya Cheshy kaget. “Ia, dia itu playboy, kamu hanya
dijadiin korban” kataku lagi. “maksudmu apa?, denger ya Dit, Yanna itu cowo
baik-baik, dia mau nerima aku, saat aku cacat, ga kaya kamu yang ninggalin aku
begitu saja” katanya dengan nada kesal. Mungkin semua ini memang salahku, dulu
aku pernah meninggalkannya saat dia sedang memerlukan orang-orang terdekatnya.
“Oke aku tau aku yang salah, aku Minta maaf ches, tapi kamu percaya deh ama
aku, Yanna bukan cowo baik-baik” kataku meyakinkan cheshy. “maaf? Semudah
itukah? Kamu fikir kata itu bisa mengobati sakitku selama ini? ga Dit, ga bisa.
Apa dengan maaf semuanya bisa berubah, ga kan?. Satu lagi Dit, ga usah campurin
urusanku lagi. Lagian itu bukan urusanmu, karna aku bukan siapa-siapamu”
katanya lalu pergi meninggalkanku. “bukan urusanmu, karna aku bukan
siapa-siapamu” itu adalah kata-kataku yang pernah aku ucapin ke dia. Andai aku
bisa mengulang wakttu, aku ga akan pernah mau melukai hati seorang gadis yang
sangat polos seperti dia.
Aku ga tau lagi, gimana caranya
buktiin ke Cheshy, kalau Yanna bukanlah cowo baik-baik. Akhirnya aku mencari
tau lebih banyak lagi tentang Yanna. Lalu aku minta bantuan dari Dery. Mungkin
Yanna temen deketnya Dery, tapi untuk saat ini Dery lebih deket ke aku, pasti
dia mau nolongin aku.
To: Dery
Ry, bisa ketemu
ga sekarang
Aku tunggu di
tempat biasa
Aku mengirim sms
ke Dery, lalu segera pergi ke taman tempat
biasanya aku dan Dery nongkrong. Setelah beberapa lama menunggu, Derypun
datang. “Ada apa sich dit? Serius amat kayaknya?” kata Dery sambil duduk di
depanku. “aku perlu bantuanmu Ry, kamu mau kan bantu aku?” kataku. “jiiahh,
serius amat, ia deh apa sich yang ga buat sahabatku yang satu ini” katanya
setengah bercanda. “kamu kenal Yanna dengan baik kan, apa menurutmu sekarang
dia sudah berubah?” tanyaku. “berubah gimana?, kok kamu nanyain Yanna?” katanya
penasaran. “pengen aja, kamu bilang dia tu playboy, apa karang udah ga lagi?”
tanyaku lagi. “kayaknya sich ga, kok kamu bisa bilang kaya gitu?” katanya.
“buktinya sekarang dia punya cewe, lebih dari 2 bulan, bukannya klo kaya kamu
tu, ganti setiap hari ya?” tanyaku penasaran. “Adit, adit polos banget sich
kamu. Ga semua playboy kaya aku. Kalo Yanna emang ga berganti pacar tiap hari,
tapi pacarnya tu banyak, mungkin sampai
10 dalam sekali pacaran”katanya santai. “Apa pacarnya ga tau apa?” kataku lagi.
“ Ya gal ah, tapi mungkin ada yang tau, tapi terpaksa hanya diam, karna kunci
hidupnya dah di pegang ma Yanna” jawabnya. “kunci hidupnya?” aku semakin ga
mengerti apa maksud Dery. “kamu bener-bener polos ya” katanya dengan senyum
setengah tertawa. “klo kamu aku suruh bantuin untuk ngasi tau
pacar-pacarnya klo dia hanya korbannya Yanna gimana?” kataku. “owh klo itu, aku minta maaf banget, aku ga
bisa, klo dia balas dendam trus nglakuin hal yang sama ke aku, brabe juga nhe!”
Sekarang Dery ga mau bantuin
aku, aku ga tau harus minta bantuan kemana, mungkin klo Ayu masih disini, dia
bisa nolongin aku. Tapi sayangnya dia ga
ada. Tapi aku harus tetep nolongin Cheshy. Aku udah ga ada pilihan lain lagi,
aku selalu berusaha untuk meyakinkan Cheshy kalau Yanna bukan cowo yang pantas
buatnya. Tapi Cheshy yang pernah mau ngedengerin aku, malahan dia mengira Aku
Ingin bilang gitu karena aku ga ingin liat aku bahagia.
“hei Dit” kata Dery sambil
memukul pundakku. “kamu Der” kataku. “ckckck, kenapa lagi dengan temanku ini,
kok kucel banget?” tanyanya yang melihatku ga bergairah hidup sama sekali. “ga”
balasku singkat. “Yanna to hebat banget
ya, katanya hari ini dia mau ngikat satu pacarnya lagi” kata Dery. “ngikat???
Maksudmu??” tanyaku. “ia, dia mau ngambil milik paling berharga dari pacarnya,
itu lo, ngerti kan kamu?” jawabnya. “Itu apa” kataku sedikit keras. “ya itu,”
jawabnya, sambil menggaruk-garuk kepala. “kurang ajar si Yanna” kataku, “kamu
tau pacarnya yang mana?” tanyaku lagi. “ aku lupa namanya, katanya sich yang
satu sekolah dengannya” kata Dery. “coba deh kamu inget-inget” suruhku. “De.., Se…,te..,, ce..ce…ce” katanya
mengingat-ingat. “Chesy” tanyaku. “chesy, itu dia, kok kamu tau?” tanyanya.
“itu temenku, kamu tau kan tempatnya dimana, anter aku kesana” kataku sambil
menarik Dery ke mobilku.
Dery mengajakku ke sebuah rumah,
katanya itu rumahnya Yanna. Suasana
rumah itu sangat sepi, aku kira Yanna tidak ada di rumah. Tapi aku tetep
menelusuri rumah itu. Aku menuju sebuah kamar di dekat tangga. “ini kamarnya
dit” kata Dery. Tanpa sadar aku mendobrak pintu kamar itu. Dan yang ku lihat,
chesy dengan tangisannya mulai melemah. Aku menarik yanna yang memegang erat
tubuh chesy, dan mendorongnya ke pintu.
Aku menghampiri chesy, dan
memeluknya erat. Tanpa aku sadari, yanna beranjak dan berusaha memukulku dari
blakang. Dery yang dari tadi berdiri d pintu menahan pukulan itu, dan memegang
tangan yanna dari blakang sehinngga dia tidak dapat melakukan apa-apa. Aku
memapah chesy dan membawanya ke mobil. Aku tau ini akan menjadi trauma yang
susah dilupakan bagi chesy. Sedangkan yanna d urus oleh dery.
Setiap hari aku berusaha
mengembalikan senyum cerianya chesy yang dulu. Aku selalu menghiburnya namun
dia hanya terdiam. Dan kadang dia menangis. Aku sudah tidak tau lagy apa yang
harus ku lakukan. “Ayu” fikirku. Hanya dia harapan satu-satunya untuk bisa
membuat chesy kembali seperti semula. Tapi aku tidak pernah tau kabar dari ayu.
Bagaimana aku bisa menghubunginya.
Aku lalu menghubungi Niko. Aku
ceritakan semua yang terjadi pada chesy, dan aku minta bantuan ke dia untuk bisa membantuku menghubungi ayu. Awalnya niko
tidak mau, karena dia bilang dia sudah berjanji, tidak akan pernah memberitu
keberadaan ayu, serta segala sesuatu tentangnya. Tapi setelah aku memohon
berkali-kali, akhirnya dia memberiku sebuah no HP. Dan katanya itu no HPnya
ayu. Aku langsung menghubunginya. Aku ceritakan semua yang terjadi selama dia
tidak ada. Ayu menyuruhku untuk membiarkannya ngomong dengan chesy lewat
telfon.
Aku memberikan telfon itu ke
chesy. Sungguh ajaib, wajahnya yang tadinya tanpa gairah hidup, menjadi
bercahanya karena senyumnya. Kata-kata darinya yang telah lama tidak aku
dengar, tiba-tiba keluar dri bibirnya. “Ayu” kata pertama yang keluar dari
bibirnya. Entah apa yang telah ayu katakan ke chesy, sehingga chesy seperti
telah terhipnotis. Sekian lama mereka berbicara d telfon, akhirnya chesy
menutup telfon itu. Dan tersenyum kepadaku. Aku sangat senang bisa melihat
senyum chesy kaya dulu lagi.
Ternyata benar apa yang aku
pikirkan, hanya ayu yang bisa membuat semua keadaan kembali seperti semula. Ayu
memang sesosok wanita yang ajaib. Kesempatan ini langsung aku jadikan momen
yang tepat untuk aku minta maav, atas semua kesalahanku yang pernah aku lakukan
ke chesy dulu. Untungnya chesy mau memaafkan aku. Aku menjalani hari-hariku
dengan chesy. Dan akupun bisa menjadikan chesy wanita yang paling berharga
dalam hidupku. Begitupun chesy.
Aku berjanji, tidak akan pernah
menyekitinya lagi. Dan tidak akan membiarkan seorangpun yang menyakitinya.
Karena aku sangat menyayanginya.
0 komentar:
Posting Komentar