Inikah
rasanya dicomblangin
“duh, panas banget sih udara
siang nhe” kata seorang gadis berambut panjang lurus, memakai kaos kaki pink
yang sedang berdiri di tengah lapangan upacara.
“kekantin yuk, kayaknya disana ada
yang jual es kelapa muda yang enak banget..” kataku membujuk temanku untuk
belanja di kantin.
“ia, tapi kamu yang bayarin ya!!!”
katanya padaku. “kok aku lagi bukannya kemarin udah aku yang beliin kamu bakso,
trus juz semangka yang waktu nhe juga belum kamu bayar.” Jawabku padanya. “ ga,
untuk karang kamu dulu yang bayar, besok-besok aku deh” katanya merayuku.
“bukannya dari dulu kamu juga bilang kaya gitu?” kataku lagi. “ya, cepetin ntar
kburu bel masuk lho!” katanya samil menarik tanganku menuju kantin sekolah.
Owh ya, aku Ayu, anak kelas XI IPA di salah satu SMA
favorit di daerahku. Dan gadis itu temanku, namanya Cheshy, dia teman
sekelasku. Ya bisa dibilang teman baik gitu deh. Aku kenal dia saat mos, itu
karena kita sama-sama dihukum karena telat. and akhirnya sampai karang kita
temenan baik deh. Meski gitu ga berarti semua sifatnya dia tu cocok ama aku.
Diantara kita banyak sekali ada perbedaan, dan yang paliing aku benci dari dia
adalah sifat pelit dan matrenya yang ga ketulungan. Setiap belanja pasti aku
yang dapet giliran bayar. Dan untuk cowoknya, ga ada yang ekonominya menengah,
apalagi menengah kebawah. Intinya semua diatas rata-rata. Biasa, namanya juga
cwe matre.
Selain
Cheshy, aku masih punya sahabat baik 1 lagi. Namanya Raditya. Tapi aku biasa
panggil dia Adit. Dia temen baikku sejak aku duduk di bangku SD. Kebetulan
SD,SMP, dan SMA kami sama jadi kami bisa sahabatan mungkin karena sering
bareng. Cowo yang berbadan tinggi berisi, potongan rambut yang masa kini
banget, ditambh kacamata tipis yang membuat dia menjadi incaran para gadis di
sekolah ini. Tapi sayangnya, dia tu pelit banget. Seteh dihitung-hitung selama
10 tahun aku kenal sama dia, aku Cuma pernah ditraktir 3 kali. Itupun gara-gara
aku menang taruhan ama dia.
“hey Yu,,, entar pulang
sekolah aku tunggu di tempat biasa ya, aku mau curhat nhe!” sapa adit yang
kebetulan lewat dikantin sekolah. “ ada apa sich dit?, kyaknya serius amat?”
tanyaku penasaran. “ ya, makanya ntar kamu harus dateng, ok?” sambungnya lagi.
“ya dech” jawabku singkat, sambil langsung menuju kekelas, karena bel masuk
sudah berbunyi.
…………………………………………………………………………………………………………………….
“kamu mau kemana yux?
Buru-buru amat kayaknya?” Tanya Cheshy yang sedikit kebingungan. “ si Adit
nyuruh aku ke taman belakang sekolah sebentar, katanya dia mau ngomong
sesuatu.” Jawabku, lalu pergi meninggalkan kelas. “trus aku pulang ama siapa
donk?” tanyanya lagi. “ naik taxi aja ya, aku ada urusan penting, da Cheshy”
kataku sambil berlari.
“Hey, bengong aja nich?
Dah lama nunggu ya?” tanyaku basa-basi, karena Aq dah telat 1jam. “pake nanya
lagi, ga tau ya aku lumutan nunggu di sini”. Jawabnya dengan nada jengkel. “ia
deh sory, td aq abis nyusul praktek kimia, sory ya?” jawabku membela diri. Tapi
dia hanya diam. “ok kamu mau ngomong apa?” tanyaku membuka pembicaraan. “kamu
tau kan seminggu lagi hari apa?” tanyanya padaku. “ hari sabu kan? Emangnya
kenapa?” jawabku lagi. “ia tapi itu hari ulang tahunku, masak kamu lupa sich”
sahutnya makin jengkel. “ aku inget kok, emank kenapa?” tanyaku lagi. “ aku mau
bikin perayaan nhe, maklum sweet seventeen gitu loch!!”. Jawabnya mulai
bersemangat.
“owh ya deh, kamu mau aku
bantu apa?” tanyaku menawarkan diri. "bantuin aku nyiapin segala sesuatu
tentang pesta. Kamu jadi bendaharanya deh!” jawab Adit. Lalu aku mulai
mempersiapkan segala sesuatu untuk pestanya Adit. Tapi memang sifat pelit yang
sulit untuk dihilangkan, membuat aku sedikit jengkel. Gimana ga jengkel, dia
nyuruh bikin pesta yang semeriah mungkin untuk ultahnya, tapi dana yang dikasi
benar-benar sangat minim. Jamam sekarang udah ga ada barang dibawah rata-rata,
semua harganya pasti mahal, apalagi dengan kwalitas bagus. Aku jadi heran
padahal dia anak orang kaya, ortunya pun ga pernah batesin dia minta uang
berapa, tapi kok dia pelit gini sich. Seingatku nhe, sebagian besar cewenya mutusin
dia karena sifat pelitnya yang ga ketulungan.
Hari sabtu, tanggal 23 januari akhirnnya tiba juga. Hari ini hari
ulang tahunnya Adit. Lega juga rasanya nyelesaiin tugas yang hasilnya memuaskan
mesti dengan dana yang sangat minim. Tamu undangan sudah pada dateng, dan
memenuhi ruang pesta. Kue ulang tahun yang sangat anggun sudah dihias dengan
indah dan diletakkan dipojokan, kolam renang yang dihiasi puluhan lilin
menambah keindahan pesta malam ini. Gaun-gaun yang indah memenuhi ruangan. Aku
sudah dari tadi berada di pesta ini. Mengenakan gaun ungu dengan dandanan
alami, kukira kecantikanku terpancar dengan sempurna malam ini. Dari kejauhan
kulihat seorang gadis berbadan jangkung dengan gaun merah muda yang menambah
keanggunan dirinya. Rambut yang dibiarkan tergerai dengan sedikit hiasan
diatasnya,membuat gadis ini menjadi pusat perhatian di pesta ini.
“Ayux….” seru gadis itu.
Lalu dia semakin mendekat dan wajahnya semakin kelihatan. “Cheshy?? Jadi itu
kamu, ya ampun kamu cantik banget malam ini??” tanyaku pada Cheshy yang makin
mendekat padaku. “Ia donk harus gini, disini kan banyak cowo-cowo cakep bin
tajir, syapa tau ada yang kecantol, lumayan kan?” jawabnya padaku. Cheshy
memang cantik, tapi itu hanya bagian luar saja. Inner beautynya belum bisa menyamai
kecantikan parasnya. Tapi seperti apapun dia, dia adalah sahabatku, aku harus
bisa menerima dia apa adanya.
Kue yang tadi berada di
pojokan kini telah dibawa ke tengah-tengah keramaian, deket kolam. Bertanda
ritual ulang tahun mau dimulai. “Ches, ke sana yux, dah mau mulai nhe!” ajakku
pada Chesy, sambil menariknya menuju tempat tadi. Lagu ulang tahun terdengar
dinyanyikan pada para undangan.pemotongan kue pertama, apa sich arti kue
pertama, dan apa pentingnya kue itu. Meski potongan terakhir, sama aja kan itu
kue. Terdengar tepuk tangan yang sangat meriah dari undangan yang langsung
menyadarkanku dari lamunan. Ternyata Adit telah berdiri didepanku dan membawa
sepotong kue. Kue pertama, kenapa aku?
Kenapa kue pertama harus ada maknanya. “potongan pertama ini buat sahabtku yang
telah membuat acara semeriah ini untuk pesta ulang tahunku” kata adit di depan para undangan.
Owh jadi karena itu aku dapet kue pertama. Tapi kurasa sama saja.
Keesokan harinya setelah
pulang sekolah, Adit nyuruh aku buat nemenin dia ke perpustakaan, kebetulan aku
dan Cheshy memang ada rencana buat ke perpustakaan. Akhirnya kita pergi
bertiga. Setelah lama di perpus, dan semua pada laper, akhirnya kita pergi
untuk makan. Aku berfikir dalam hati, maknan ini syapa yang akan bayar. Cheshy
si cewe matre pasti tetep beraksi untuk dapetin traktiran. Kalau Adit, ga
mungkin banget, Dia kan pelit banget, bayarn aku beli permen 500 rupiah aja ga
mau. Jangan-jangan mesti aku nhe yang bayarin mereka berdua. Setelah selesai
makan datang pelayan yang membawakan tagihan. “Aku aja yang bayar!” kata Adit
dan Cheshy berbarengan, sambil mengeluarkan dompet masing-masing. Dan hal itu
membuat aku sedikit shok. Mimpi apa mereka semalam, sampai berubah 1800
gini. Setelah lama debat, akhirnya mereka mutusin sesuatu. “ kamu aja yang
bayar ya yu!” katanya serempak lagi. “daripada kami rebut disini, mending kamu
yang bayarin dulu deh” sambung Aditt. Baru aja seneng ngliat mereka berubah,
tapi akhirnya disuruh bayarin juga.
Setiap hari seperti biasa
aku jalan bareng ma cheshy, kadang-kadang ma Adit. Anehnya aku sahabatan ma
Adit dan Cheshy, tapi kenapa Adit dan Cheshy ga bias akrab sampai karang. Setiap
hari aku ngeliat Cheshy, aku merasa ada yang berbeda, kayaknya Cheshy naksir
Adit nhe. Tapi bukan hanya Cheshy, Adit juga kayaknyya menyimpan perasaan sama
Cheshy. Tapi mereka ga pernah cerita hal itu ke aku, apa ini hanya perasaanku
aja ya. Tapi kufikir-fikir, masak sich mereka bisa bersatu dengan sifat yang
sangat bertentangan. Saat aku sedang berjalan dengan Cheshy di taman, tiba-tiba
kami bertemu Adit. Seperti biasa aku nyapa dia, tapi ga tau kenapa Cheshy
tiba-tiba lari tanpa sebab. Aku ga mengerti apa yang terjadi.
Semakin hari aku merasa
banyak keanehan yang terjadi antara mereka. Kenapa nhe dengan sahabatku. Lalu
aku punya ide buat nyomblangin mereka berdua. Tapi apa mungkin ya??, ya aku
coba aja deh. Tapi kayaknya aku perlu bantuan. lalu muncul sebuuah nama di
benakku, Niko anak SOS 2 di sekolah ini, selain Adit, Niko juga merupakan cowok
idaman cwe-cwe di skolah ini, mungkin karena dia kapten sepak bola.
Keesokan harinya, aku
kekelas XI SOS 2, aku bertemu dengan Niko, lalu ngajak dia ngobrol di taman
deket Padmasana sekolah. Aku ceritain semua keanehan antara Cheshy dengan Adit.
Kebetulan Niko dan Adit temen sekelas, jadi Aku fikir minta bantuan ke dia
adalah hal yang tepat. Rencana awal kami adalah membuat Cheshy sama Adit jalan
bareng. Tapi biar kesannya ini merupakan kebetulan.
“Pulang sekolah makan yuk,
di kafe Esthy??” ajakku pada Cheshy. “Hmm, Gimana ya??” jawab Cheshy.”Alah
jangan sok nolak gitu deh, aku juga ingin ngomong serius nhe ma kamu”
sambungku. “Ngomong apaan sich? Ya dech klo gitu” kata Cheshy setuju. Lalu
pulang sekolah kami berdua langsung pergi ke kafe Esthy yang letaknya ga begitu
jauh dari sekolah. Seperti biasa kami mesen es jeruk dan bakso. Beberapa saat
setelah kami tiba di sana, Nampak Niko dateng sama Adit, dan akhirnya
menghampiri kami. Mereka juga pesen es jeruk sama bakso. Kami makan bareng
berempat.
“Owh ya Yu, kamu jadi mau
pinjem novel Pertualangan Sudut Cinta?,” Tanya Niko kepadaku. Aku tau ini pasti
salah satu dari rencana kami, kami pergi minjem novel dan ninggalin mereka
berdua. “ia dech minjemnya dimana?” tanyaku pada Niko. “Deket sini ada tempat
peminjaman novel” jawab Niko. “ya dech klo gitu, kita pergi sekarang” ajakku.
“Aku pergi dulu ya Dit, Ches?” kata Niko pada mereka. Nampak wajah bingung dari
kedua wajah mereka, mudah-mudahan aja mereka ga curiga. Lalu kami ninggalin
mereka berdua. “jangan lama-lama ya!” kata Adit. “Sipz,Kalau dah selesai makan
kami belum dateng, pulang duluan aja dah” jawab Niko ke Adit. Kami langsung
ketempat peminjaman novel yan dibilang sana Niko. Tapi aku khawatir sama Cheshy
dan Adit, kami ninggalin mereka berdua, tanpa bayarin makann yang kami makan
tadi. Diantara mereka yang mau bayar siapa ya. Kalau Cheshy, pasti selalu minta
traktiran. Tapi Adit ga bakal pernah mau ngeluarin uang buat bayarin orang lain.
Ya terserah mereka deh, kalau mereka ga mau bayar, paling disuruh cuci piring
ma petugas kafe, setidaknya itu bisa membuat mereka lebih deket. Setelah ketemu
buku yang aku cari, aku ngajakin Niko untuk balik ke kafe tadi biar pulangnya
bisa barengan. “Ga usah Ayu,biarnin aja mereka pulang berdua. Ntar aku yang
nganter kamu pulang. Lagian rumahku satu jalur kok, jadi sekalian aja” kata
Niko menolak ajakanku. “Ia juga sich, bikin sebanyak mungkin mereka jalan
bareng, oke deh klo gitu kita pulang yuk!” sambungku ke Niko.
Aku menelfon Cheshy untuk
ngasi tau mereka klo aku pulang duluan. Tapi HPnya ga aktif, aku telfon Adit
HPnya juga ga aktif, perasaanku jadi ga enak, jangan-jangan ada sesuatu yang
terjadi dengan mereka. Lalu aku bilang ke Niko untuk balik ke kafe tadi, aku
mau mastiin mereka ga apa-apa. Dan kami akhirnya balik lagi ke kafe tadi. Tapi
setelah aku sampai disana Adit dan Cheshy sudah tidak ada disana. “NIk, gimana
nich, mereka ga ada?” kataku pada Niko. “Tenang Yu, mereka pasti baik-baik aja
kok, coba kamu telfon ke rumahnya, mungkin mereka sudah nyampe rumah” kata Niko
nenangin. Lalu aku coba untuk menelfon ke rumahnya Cheshy, tapi katanya Cheshy
belum pulang. Begitu juga dengan Adit. Kemana ya mereka, fikirku dalam hati.
Seketika HPku berbunyi, ternyata telfon dari Adit, dia bilang dia sudah
nganterin Cheshy pulang, dan sekarang dia masih dalam perjalanan ke rumah.
Setelah mendengar kabar itu, hatiku mulai tenang. “Ternyata mereka baik-baik
saja, kita balik yuk Nik?” ajaku pada Niko. “ya deh klo gitu” jawab Niko dan
dia nganterin aku pulang ke rumah.
Besoknya di sekolah aku dan
Adit makan di kantin, lalu Niko dateng dan duduk didekatku. Tidak lama setelah
Niko dateng Cheshy juga dateng dan dia duduk di dekat Adit, karena sudah tidak
ada tempat lain lagi. “Hey Nik, kamu kok ngambil tempat dudukku?” Tanya Cheshy
pada Niko. “aku juga bayar sekolah disini, jadi aku juga berhak donk duduk di
bangku ini” jawab Niko. Ini pasti rencana Niko untuk nyomblangin mereka berdua.
“o ya Yu, kamu dah selesai makan kan? Kemarin aku baru ketemu novel yang keren
banget, kamu pasti suka. Liat yuk kekelasku” ajak Niko. “masak? Jadi penasaran,
ya deh” jawabku. “harus sekarang? Aku kan belum makan?” sambung Cheshy. “kan
masih ada Adit, Dit temenin Cheshy ya!” kataku pada Cheshy dan Adit. Aku dan
Niko pergi ninggalin mereka,memang ga salah klo aku milih Niko buat bantuin aku
nyomblangin mereka. Dia punya sejuta cara biar Cheshy sama Adit bareng terus.
“O ya Yu, ntar kamu ke
pesta melam perpisahan ga?” Tanya Niko. “Ia donk, aku ga mau ngelewatin acara
ini” jawabku. “klo gitu ikut aku” kata Niko sambil menarikku ke mobilnya. “kita
mau kemana sich?” tanyaku. “ya nanti juga kamu bakal tau” kata Niko yang
semakin membuatku penasaran. Ternyata Niko mengajakku ke toko perhiasan. Dia
nyuruh aku milih kalung yang paling aku
suka. “Ntar malem akan ada yang ngungkapin perasaan di pesta malam perpisahan”
kata Niko. Aku merasa bodoh sekali, kenapa ga kefikir sampai ke sini sich,
ternyata Niko memang bener-bener luar biasa, dia sampai ngerencanaain acara
buat mereka ngungkapin perasaannya. Bahkan sampai nyiapin kalung segala. Bener-bener pemikiran yang keren. “udah Yu?” tanyanya padaku, yang menyadarkan
lamunanku. “owh ia, yang ini aja” kataku. “bungkus ya mbak” katanya pada
petugas toko. “Nik, kok kalung saja sich? Liontinnya ga sekalian?” tanyaku pada
Niko. Niko hanya tersenyum kepadaku. Apa sich rencana cowok ini ,fikirku dalam
hati. Niko langsung mengajakku pergi setelah menganbil dua bungkusan dari
pelayan toko. “kok dua?, yang satu lagi apa? bukannya tadi kita hanya memesan
sepasang kalung?” tanyaku makin penasaran. Kembali sebuah senyuman yang
menjawab pertanyaanku.
Di mobil aku hanya diam
dengan rasa penasaranku. “masih penasaran yu? Agar ga penasaran terus, ntar
kamu dateng ke pesta perpisahan dengan Cheshy. Disan akan ada jawabannya” kata
Niko setelah sampai di depan rumahku. “hati-hati ya Nik” kataku. Lalu aku masuk
ke dalam rumah, ternyata Adit sudah ada dikamarku. “kapan kamu kesini?” tanyaku
ke Adit. “udah lama, bahkan dah sampe tidur” jawabnya. “kamu tadi kemana?”
Tanya Adit. Ga mungkin aku bilang yang sebenernya, aku mau ini menjadi surprice
buat mereka. “daripada kamu bengong, mending kamu mandi trus ikut
aku?”sambungnya. Aku mandi, dan akhirnya pergi sama Adit. Ternyata Adit ngajak
aku ke salon, katanya aku harus tampil cantik, biar ga malu-maluin dia ntar di
pesta, dia juga milihin gaun yang aku pakai entar. Dan memang aku merasa bak
Cinderella dengan gaun biru muda dengan hiasan pink dibagian bawahnya. Sepatu
kaca indah menghiasi kakiku, serta rambut yang dibiarkan tergerai curly, dengan
sedikit hiasan yang menambah keanggunanku pada malam ini. Aku ke pesta dengan
Adit, Sesampainya di pesta Adit mengajakku ke tempat deket kolam yang
berhiaskan lilin. Lagu yang sangat romantic terputar di pojok sana. Nampak
seseorang dari kejauhan. Wajah yang sudah tidak asing lagi, Cheshy, tapi dia
kesini dengan siapa?
Sesosok pria yang bertubuh
tinggi kekar, berjalan mendekatiku. “Niko?” kataku. “ia, ini aku Niko. Kamu
cantik sekali malam ini?” jawabnya. “ia donk, cpha dulu yang ngrias?” kata Adit
yang membuatku bingung dengan kondisi ini. “seperti kataku tadi, malam ini akan
ada yang mengungkapin perasaannya” sambung Niko. Aku menepi, dan membiarkan
Adit dan Cheshy berada di tengah kerumunan. Tapi semua malah menepi dan
membiarkan aku dan Niko berada di tengah kerumunan. “Malam ini aku rasa malam
yang tepat buat aku ngungkapin perasaanku yang sudah lama aku pendam, kamu
adalah wanita yang bisa membuatku merasakan indahnya dunia. Maukah kau menerima
cintaku ini?” kata Niko didepan banyak orang. “’kalau kamu mau nerima cinta
ini, panggilah Cheshy bersamamu, tapi kalau tidak, panggilah Adit bersamamu”
sambung Niko. “Adit, aku kesini bersamamu jadi, mala mini aku memilih Cheshy
untuk bersamaku, biar adil” kataku yang menandakan aku nrima cintanya Niko.
Lalu Adit dating dan membawa sepasang kalung yang tadi aku pilih. Niko
memasangkkan satu kalung di leherku, tapi sebelumnya dia memasangkan sebuah
liontin yang indah. “ini adalah jawaban dari senyumanku tadi, aku sudah
mempersiapkan liontinnya sejak dulu. Liontin hati dengan angka 2 ditengahnya
serta huruf A dibagian depan dan N dibagian belakngnya. Yang berarti dua hati
yang sekarang bersatu milik Ayu dan Niko” kata Niko.
Dan setelah melihat aku
kebingungan dengan keadaan ini, mereka menjelaskan kalau ini adalah merupakan
rencana mereka semua. Termasuk berpura-pura nyombalngin Adit dan cheshy,
padahal semua yang dilakuin selama ini adalah untuk nyomblangin aku dan Niko.
2
|
A
Inikah
rasanya dicomblangin
“duh, panas banget sih udara
siang nhe” kata seorang gadis berambut panjang lurus, memakai kaos kaki pink
yang sedang berdiri di tengah lapangan upacara.
“kekantin yuk, kayaknya disana ada
yang jual es kelapa muda yang enak banget..” kataku membujuk temanku untuk
belanja di kantin.
“ia, tapi kamu yang bayarin ya!!!”
katanya padaku. “kok aku lagi bukannya kemarin udah aku yang beliin kamu bakso,
trus juz semangka yang waktu nhe juga belum kamu bayar.” Jawabku padanya. “ ga,
untuk karang kamu dulu yang bayar, besok-besok aku deh” katanya merayuku.
“bukannya dari dulu kamu juga bilang kaya gitu?” kataku lagi. “ya, cepetin ntar
kburu bel masuk lho!” katanya samil menarik tanganku menuju kantin sekolah.
Owh ya, aku Ayu, anak kelas XI IPA di salah satu SMA
favorit di daerahku. Dan gadis itu temanku, namanya Cheshy, dia teman
sekelasku. Ya bisa dibilang teman baik gitu deh. Aku kenal dia saat mos, itu
karena kita sama-sama dihukum karena telat. and akhirnya sampai karang kita
temenan baik deh. Meski gitu ga berarti semua sifatnya dia tu cocok ama aku.
Diantara kita banyak sekali ada perbedaan, dan yang paliing aku benci dari dia
adalah sifat pelit dan matrenya yang ga ketulungan. Setiap belanja pasti aku
yang dapet giliran bayar. Dan untuk cowoknya, ga ada yang ekonominya menengah,
apalagi menengah kebawah. Intinya semua diatas rata-rata. Biasa, namanya juga
cwe matre.
Selain
Cheshy, aku masih punya sahabat baik 1 lagi. Namanya Raditya. Tapi aku biasa
panggil dia Adit. Dia temen baikku sejak aku duduk di bangku SD. Kebetulan
SD,SMP, dan SMA kami sama jadi kami bisa sahabatan mungkin karena sering
bareng. Cowo yang berbadan tinggi berisi, potongan rambut yang masa kini
banget, ditambh kacamata tipis yang membuat dia menjadi incaran para gadis di
sekolah ini. Tapi sayangnya, dia tu pelit banget. Seteh dihitung-hitung selama
10 tahun aku kenal sama dia, aku Cuma pernah ditraktir 3 kali. Itupun gara-gara
aku menang taruhan ama dia.
“hey Yu,,, entar pulang
sekolah aku tunggu di tempat biasa ya, aku mau curhat nhe!” sapa adit yang
kebetulan lewat dikantin sekolah. “ ada apa sich dit?, kyaknya serius amat?”
tanyaku penasaran. “ ya, makanya ntar kamu harus dateng, ok?” sambungnya lagi.
“ya dech” jawabku singkat, sambil langsung menuju kekelas, karena bel masuk
sudah berbunyi.
…………………………………………………………………………………………………………………….
“kamu mau kemana yux?
Buru-buru amat kayaknya?” Tanya Cheshy yang sedikit kebingungan. “ si Adit
nyuruh aku ke taman belakang sekolah sebentar, katanya dia mau ngomong
sesuatu.” Jawabku, lalu pergi meninggalkan kelas. “trus aku pulang ama siapa
donk?” tanyanya lagi. “ naik taxi aja ya, aku ada urusan penting, da Cheshy”
kataku sambil berlari.
“Hey, bengong aja nich?
Dah lama nunggu ya?” tanyaku basa-basi, karena Aq dah telat 1jam. “pake nanya
lagi, ga tau ya aku lumutan nunggu di sini”. Jawabnya dengan nada jengkel. “ia
deh sory, td aq abis nyusul praktek kimia, sory ya?” jawabku membela diri. Tapi
dia hanya diam. “ok kamu mau ngomong apa?” tanyaku membuka pembicaraan. “kamu
tau kan seminggu lagi hari apa?” tanyanya padaku. “ hari sabu kan? Emangnya
kenapa?” jawabku lagi. “ia tapi itu hari ulang tahunku, masak kamu lupa sich”
sahutnya makin jengkel. “ aku inget kok, emank kenapa?” tanyaku lagi. “ aku mau
bikin perayaan nhe, maklum sweet seventeen gitu loch!!”. Jawabnya mulai
bersemangat.
“owh ya deh, kamu mau aku
bantu apa?” tanyaku menawarkan diri. "bantuin aku nyiapin segala sesuatu
tentang pesta. Kamu jadi bendaharanya deh!” jawab Adit. Lalu aku mulai
mempersiapkan segala sesuatu untuk pestanya Adit. Tapi memang sifat pelit yang
sulit untuk dihilangkan, membuat aku sedikit jengkel. Gimana ga jengkel, dia
nyuruh bikin pesta yang semeriah mungkin untuk ultahnya, tapi dana yang dikasi
benar-benar sangat minim. Jamam sekarang udah ga ada barang dibawah rata-rata,
semua harganya pasti mahal, apalagi dengan kwalitas bagus. Aku jadi heran
padahal dia anak orang kaya, ortunya pun ga pernah batesin dia minta uang
berapa, tapi kok dia pelit gini sich. Seingatku nhe, sebagian besar cewenya mutusin
dia karena sifat pelitnya yang ga ketulungan.
Hari sabtu, tanggal 23 januari akhirnnya tiba juga. Hari ini hari
ulang tahunnya Adit. Lega juga rasanya nyelesaiin tugas yang hasilnya memuaskan
mesti dengan dana yang sangat minim. Tamu undangan sudah pada dateng, dan
memenuhi ruang pesta. Kue ulang tahun yang sangat anggun sudah dihias dengan
indah dan diletakkan dipojokan, kolam renang yang dihiasi puluhan lilin
menambah keindahan pesta malam ini. Gaun-gaun yang indah memenuhi ruangan. Aku
sudah dari tadi berada di pesta ini. Mengenakan gaun ungu dengan dandanan
alami, kukira kecantikanku terpancar dengan sempurna malam ini. Dari kejauhan
kulihat seorang gadis berbadan jangkung dengan gaun merah muda yang menambah
keanggunan dirinya. Rambut yang dibiarkan tergerai dengan sedikit hiasan
diatasnya,membuat gadis ini menjadi pusat perhatian di pesta ini.
“Ayux….” seru gadis itu.
Lalu dia semakin mendekat dan wajahnya semakin kelihatan. “Cheshy?? Jadi itu
kamu, ya ampun kamu cantik banget malam ini??” tanyaku pada Cheshy yang makin
mendekat padaku. “Ia donk harus gini, disini kan banyak cowo-cowo cakep bin
tajir, syapa tau ada yang kecantol, lumayan kan?” jawabnya padaku. Cheshy
memang cantik, tapi itu hanya bagian luar saja. Inner beautynya belum bisa menyamai
kecantikan parasnya. Tapi seperti apapun dia, dia adalah sahabatku, aku harus
bisa menerima dia apa adanya.
Kue yang tadi berada di
pojokan kini telah dibawa ke tengah-tengah keramaian, deket kolam. Bertanda
ritual ulang tahun mau dimulai. “Ches, ke sana yux, dah mau mulai nhe!” ajakku
pada Chesy, sambil menariknya menuju tempat tadi. Lagu ulang tahun terdengar
dinyanyikan pada para undangan.pemotongan kue pertama, apa sich arti kue
pertama, dan apa pentingnya kue itu. Meski potongan terakhir, sama aja kan itu
kue. Terdengar tepuk tangan yang sangat meriah dari undangan yang langsung
menyadarkanku dari lamunan. Ternyata Adit telah berdiri didepanku dan membawa
sepotong kue. Kue pertama, kenapa aku?
Kenapa kue pertama harus ada maknanya. “potongan pertama ini buat sahabtku yang
telah membuat acara semeriah ini untuk pesta ulang tahunku” kata adit di depan para undangan.
Owh jadi karena itu aku dapet kue pertama. Tapi kurasa sama saja.
Keesokan harinya setelah
pulang sekolah, Adit nyuruh aku buat nemenin dia ke perpustakaan, kebetulan aku
dan Cheshy memang ada rencana buat ke perpustakaan. Akhirnya kita pergi
bertiga. Setelah lama di perpus, dan semua pada laper, akhirnya kita pergi
untuk makan. Aku berfikir dalam hati, maknan ini syapa yang akan bayar. Cheshy
si cewe matre pasti tetep beraksi untuk dapetin traktiran. Kalau Adit, ga
mungkin banget, Dia kan pelit banget, bayarn aku beli permen 500 rupiah aja ga
mau. Jangan-jangan mesti aku nhe yang bayarin mereka berdua. Setelah selesai
makan datang pelayan yang membawakan tagihan. “Aku aja yang bayar!” kata Adit
dan Cheshy berbarengan, sambil mengeluarkan dompet masing-masing. Dan hal itu
membuat aku sedikit shok. Mimpi apa mereka semalam, sampai berubah 1800
gini. Setelah lama debat, akhirnya mereka mutusin sesuatu. “ kamu aja yang
bayar ya yu!” katanya serempak lagi. “daripada kami rebut disini, mending kamu
yang bayarin dulu deh” sambung Aditt. Baru aja seneng ngliat mereka berubah,
tapi akhirnya disuruh bayarin juga.
Setiap hari seperti biasa
aku jalan bareng ma cheshy, kadang-kadang ma Adit. Anehnya aku sahabatan ma
Adit dan Cheshy, tapi kenapa Adit dan Cheshy ga bias akrab sampai karang. Setiap
hari aku ngeliat Cheshy, aku merasa ada yang berbeda, kayaknya Cheshy naksir
Adit nhe. Tapi bukan hanya Cheshy, Adit juga kayaknyya menyimpan perasaan sama
Cheshy. Tapi mereka ga pernah cerita hal itu ke aku, apa ini hanya perasaanku
aja ya. Tapi kufikir-fikir, masak sich mereka bisa bersatu dengan sifat yang
sangat bertentangan. Saat aku sedang berjalan dengan Cheshy di taman, tiba-tiba
kami bertemu Adit. Seperti biasa aku nyapa dia, tapi ga tau kenapa Cheshy
tiba-tiba lari tanpa sebab. Aku ga mengerti apa yang terjadi.
Semakin hari aku merasa
banyak keanehan yang terjadi antara mereka. Kenapa nhe dengan sahabatku. Lalu
aku punya ide buat nyomblangin mereka berdua. Tapi apa mungkin ya??, ya aku
coba aja deh. Tapi kayaknya aku perlu bantuan. lalu muncul sebuuah nama di
benakku, Niko anak SOS 2 di sekolah ini, selain Adit, Niko juga merupakan cowok
idaman cwe-cwe di skolah ini, mungkin karena dia kapten sepak bola.
Keesokan harinya, aku
kekelas XI SOS 2, aku bertemu dengan Niko, lalu ngajak dia ngobrol di taman
deket Padmasana sekolah. Aku ceritain semua keanehan antara Cheshy dengan Adit.
Kebetulan Niko dan Adit temen sekelas, jadi Aku fikir minta bantuan ke dia
adalah hal yang tepat. Rencana awal kami adalah membuat Cheshy sama Adit jalan
bareng. Tapi biar kesannya ini merupakan kebetulan.
“Pulang sekolah makan yuk,
di kafe Esthy??” ajakku pada Cheshy. “Hmm, Gimana ya??” jawab Cheshy.”Alah
jangan sok nolak gitu deh, aku juga ingin ngomong serius nhe ma kamu”
sambungku. “Ngomong apaan sich? Ya dech klo gitu” kata Cheshy setuju. Lalu
pulang sekolah kami berdua langsung pergi ke kafe Esthy yang letaknya ga begitu
jauh dari sekolah. Seperti biasa kami mesen es jeruk dan bakso. Beberapa saat
setelah kami tiba di sana, Nampak Niko dateng sama Adit, dan akhirnya
menghampiri kami. Mereka juga pesen es jeruk sama bakso. Kami makan bareng
berempat.
“Owh ya Yu, kamu jadi mau
pinjem novel Pertualangan Sudut Cinta?,” Tanya Niko kepadaku. Aku tau ini pasti
salah satu dari rencana kami, kami pergi minjem novel dan ninggalin mereka
berdua. “ia dech minjemnya dimana?” tanyaku pada Niko. “Deket sini ada tempat
peminjaman novel” jawab Niko. “ya dech klo gitu, kita pergi sekarang” ajakku.
“Aku pergi dulu ya Dit, Ches?” kata Niko pada mereka. Nampak wajah bingung dari
kedua wajah mereka, mudah-mudahan aja mereka ga curiga. Lalu kami ninggalin
mereka berdua. “jangan lama-lama ya!” kata Adit. “Sipz,Kalau dah selesai makan
kami belum dateng, pulang duluan aja dah” jawab Niko ke Adit. Kami langsung
ketempat peminjaman novel yan dibilang sana Niko. Tapi aku khawatir sama Cheshy
dan Adit, kami ninggalin mereka berdua, tanpa bayarin makann yang kami makan
tadi. Diantara mereka yang mau bayar siapa ya. Kalau Cheshy, pasti selalu minta
traktiran. Tapi Adit ga bakal pernah mau ngeluarin uang buat bayarin orang lain.
Ya terserah mereka deh, kalau mereka ga mau bayar, paling disuruh cuci piring
ma petugas kafe, setidaknya itu bisa membuat mereka lebih deket. Setelah ketemu
buku yang aku cari, aku ngajakin Niko untuk balik ke kafe tadi biar pulangnya
bisa barengan. “Ga usah Ayu,biarnin aja mereka pulang berdua. Ntar aku yang
nganter kamu pulang. Lagian rumahku satu jalur kok, jadi sekalian aja” kata
Niko menolak ajakanku. “Ia juga sich, bikin sebanyak mungkin mereka jalan
bareng, oke deh klo gitu kita pulang yuk!” sambungku ke Niko.
Aku menelfon Cheshy untuk
ngasi tau mereka klo aku pulang duluan. Tapi HPnya ga aktif, aku telfon Adit
HPnya juga ga aktif, perasaanku jadi ga enak, jangan-jangan ada sesuatu yang
terjadi dengan mereka. Lalu aku bilang ke Niko untuk balik ke kafe tadi, aku
mau mastiin mereka ga apa-apa. Dan kami akhirnya balik lagi ke kafe tadi. Tapi
setelah aku sampai disana Adit dan Cheshy sudah tidak ada disana. “NIk, gimana
nich, mereka ga ada?” kataku pada Niko. “Tenang Yu, mereka pasti baik-baik aja
kok, coba kamu telfon ke rumahnya, mungkin mereka sudah nyampe rumah” kata Niko
nenangin. Lalu aku coba untuk menelfon ke rumahnya Cheshy, tapi katanya Cheshy
belum pulang. Begitu juga dengan Adit. Kemana ya mereka, fikirku dalam hati.
Seketika HPku berbunyi, ternyata telfon dari Adit, dia bilang dia sudah
nganterin Cheshy pulang, dan sekarang dia masih dalam perjalanan ke rumah.
Setelah mendengar kabar itu, hatiku mulai tenang. “Ternyata mereka baik-baik
saja, kita balik yuk Nik?” ajaku pada Niko. “ya deh klo gitu” jawab Niko dan
dia nganterin aku pulang ke rumah.
Besoknya di sekolah aku dan
Adit makan di kantin, lalu Niko dateng dan duduk didekatku. Tidak lama setelah
Niko dateng Cheshy juga dateng dan dia duduk di dekat Adit, karena sudah tidak
ada tempat lain lagi. “Hey Nik, kamu kok ngambil tempat dudukku?” Tanya Cheshy
pada Niko. “aku juga bayar sekolah disini, jadi aku juga berhak donk duduk di
bangku ini” jawab Niko. Ini pasti rencana Niko untuk nyomblangin mereka berdua.
“o ya Yu, kamu dah selesai makan kan? Kemarin aku baru ketemu novel yang keren
banget, kamu pasti suka. Liat yuk kekelasku” ajak Niko. “masak? Jadi penasaran,
ya deh” jawabku. “harus sekarang? Aku kan belum makan?” sambung Cheshy. “kan
masih ada Adit, Dit temenin Cheshy ya!” kataku pada Cheshy dan Adit. Aku dan
Niko pergi ninggalin mereka,memang ga salah klo aku milih Niko buat bantuin aku
nyomblangin mereka. Dia punya sejuta cara biar Cheshy sama Adit bareng terus.
“O ya Yu, ntar kamu ke
pesta melam perpisahan ga?” Tanya Niko. “Ia donk, aku ga mau ngelewatin acara
ini” jawabku. “klo gitu ikut aku” kata Niko sambil menarikku ke mobilnya. “kita
mau kemana sich?” tanyaku. “ya nanti juga kamu bakal tau” kata Niko yang
semakin membuatku penasaran. Ternyata Niko mengajakku ke toko perhiasan. Dia
nyuruh aku milih kalung yang paling aku
suka. “Ntar malem akan ada yang ngungkapin perasaan di pesta malam perpisahan”
kata Niko. Aku merasa bodoh sekali, kenapa ga kefikir sampai ke sini sich,
ternyata Niko memang bener-bener luar biasa, dia sampai ngerencanaain acara
buat mereka ngungkapin perasaannya. Bahkan sampai nyiapin kalung segala. Bener-bener pemikiran yang keren. “udah Yu?” tanyanya padaku, yang menyadarkan
lamunanku. “owh ia, yang ini aja” kataku. “bungkus ya mbak” katanya pada
petugas toko. “Nik, kok kalung saja sich? Liontinnya ga sekalian?” tanyaku pada
Niko. Niko hanya tersenyum kepadaku. Apa sich rencana cowok ini ,fikirku dalam
hati. Niko langsung mengajakku pergi setelah menganbil dua bungkusan dari
pelayan toko. “kok dua?, yang satu lagi apa? bukannya tadi kita hanya memesan
sepasang kalung?” tanyaku makin penasaran. Kembali sebuah senyuman yang
menjawab pertanyaanku.
Di mobil aku hanya diam
dengan rasa penasaranku. “masih penasaran yu? Agar ga penasaran terus, ntar
kamu dateng ke pesta perpisahan dengan Cheshy. Disan akan ada jawabannya” kata
Niko setelah sampai di depan rumahku. “hati-hati ya Nik” kataku. Lalu aku masuk
ke dalam rumah, ternyata Adit sudah ada dikamarku. “kapan kamu kesini?” tanyaku
ke Adit. “udah lama, bahkan dah sampe tidur” jawabnya. “kamu tadi kemana?”
Tanya Adit. Ga mungkin aku bilang yang sebenernya, aku mau ini menjadi surprice
buat mereka. “daripada kamu bengong, mending kamu mandi trus ikut
aku?”sambungnya. Aku mandi, dan akhirnya pergi sama Adit. Ternyata Adit ngajak
aku ke salon, katanya aku harus tampil cantik, biar ga malu-maluin dia ntar di
pesta, dia juga milihin gaun yang aku pakai entar. Dan memang aku merasa bak
Cinderella dengan gaun biru muda dengan hiasan pink dibagian bawahnya. Sepatu
kaca indah menghiasi kakiku, serta rambut yang dibiarkan tergerai curly, dengan
sedikit hiasan yang menambah keanggunanku pada malam ini. Aku ke pesta dengan
Adit, Sesampainya di pesta Adit mengajakku ke tempat deket kolam yang
berhiaskan lilin. Lagu yang sangat romantic terputar di pojok sana. Nampak
seseorang dari kejauhan. Wajah yang sudah tidak asing lagi, Cheshy, tapi dia
kesini dengan siapa?
Sesosok pria yang bertubuh
tinggi kekar, berjalan mendekatiku. “Niko?” kataku. “ia, ini aku Niko. Kamu
cantik sekali malam ini?” jawabnya. “ia donk, cpha dulu yang ngrias?” kata Adit
yang membuatku bingung dengan kondisi ini. “seperti kataku tadi, malam ini akan
ada yang mengungkapin perasaannya” sambung Niko. Aku menepi, dan membiarkan
Adit dan Cheshy berada di tengah kerumunan. Tapi semua malah menepi dan
membiarkan aku dan Niko berada di tengah kerumunan. “Malam ini aku rasa malam
yang tepat buat aku ngungkapin perasaanku yang sudah lama aku pendam, kamu
adalah wanita yang bisa membuatku merasakan indahnya dunia. Maukah kau menerima
cintaku ini?” kata Niko didepan banyak orang. “’kalau kamu mau nerima cinta
ini, panggilah Cheshy bersamamu, tapi kalau tidak, panggilah Adit bersamamu”
sambung Niko. “Adit, aku kesini bersamamu jadi, mala mini aku memilih Cheshy
untuk bersamaku, biar adil” kataku yang menandakan aku nrima cintanya Niko.
Lalu Adit dating dan membawa sepasang kalung yang tadi aku pilih. Niko
memasangkkan satu kalung di leherku, tapi sebelumnya dia memasangkan sebuah
liontin yang indah. “ini adalah jawaban dari senyumanku tadi, aku sudah
mempersiapkan liontinnya sejak dulu. Liontin hati dengan angka 2 ditengahnya
serta huruf A dibagian depan dan N dibagian belakngnya. Yang berarti dua hati
yang sekarang bersatu milik Ayu dan Niko” kata Niko.
Dan setelah melihat aku
kebingungan dengan keadaan ini, mereka menjelaskan kalau ini adalah merupakan
rencana mereka semua. Termasuk berpura-pura nyombalngin Adit dan cheshy,
padahal semua yang dilakuin selama ini adalah untuk nyomblangin aku dan Niko.
A N bersambung
1 komentar:
Zapplerepair Apple dan Smarphone specialist
telp: 087788855868
website: http://indonesia.zapplerepair.com/
DEMAK KENDAL SEMARANG UNGARAN
Posting Komentar